Virus Corona terus menjadi perbincangan di suluruh dunia akhir akhir ini. China, Italia dan Iran adalah Negara dengan penderita terbanyak terus berjuang memerangi virus ini. Bahkan Malaysia sebentar lagi menerapkan lockdown sebagai usaha meminimalisir penyebaran Corona.

Lalu bagaimana dengan Indonesia? Kita harus apresiasi langkah langkah pemerintah dalam memerangi virus ini. Salah satu usaha untuk memutus mata rantai penyebaran virus ini adalah meliburkan perguruan tinggi dan sekolah di semua tingkat selama 14 hari, dan meniadakan perkumpulan dalam bentuk apapun. Disamping langkah langkah sosialisasi, edukasi kepada masyarakat, juga kebijakan kebijakan lain.
Meskipun begitu menurut Kolom Santri Indonesia bisa seperti seperti Italia dari segi percepatan penyebaran virus yang begitu dahsyat. Hingga Selasa (17/3), John Hopkins University mencatat jumlah kasus virus corona di Italia yakni 27.980 kasus, dengan angka kematian yang kembali meningkat menjadi 2.158 jiwa.

Hal yang mendasari hal tersebut adalah dua hal pokok:

1. Karena masyarakat Indonesia secara umum belum mengamalkan hadits ini :
فِرَّ مِنَ الْمَجْذُوْمِ كَمَا تَفِرُّ مِنَ اْلأَسَدِ
"Menghindarlah kamu dari orang yang terkena judzam (kusta), sebagaimana engkau lari dari singa yang buas" (HR. Bukhari)

Atau dalam riwayat lain Hadits tersebut berbunyi :
      وَفِرَّ مِنَ اْلمَجْذُوْمِ فِرَارَكَ مِنَ اْلأَسَدِ
"Menghindarlah kamu dari orang yang terkena judzam (kusta), sebagaimana engkau lari dari singa yang buas" (HR. Bukhari).
Hal yang mendasari hal tersebut adalah meskipun aktivitas perkumpulan seperti sekolah telah ditiadakan, beberapa masyarakat Indonesia justru asyik berlibur, masih asyik berinteraksi diwarung warung kopi, masih saling kontak fisik dan bersalaman.

Hal ini senada dengan keterangan Rieska, seorang WNI yang tinggal di Italia 
"Orang-orang pada masa semi karantina bersikap ignorant dan menganggap diri imun, mereka tetap melakukan mobilitas yang kurang selektif dan arogan, ternyata menjadi carrier dan menginfeksi yang lain," sebagaimana dilansir dari CNN Indonesia.

Jika ada hutan yang ada kemungkinan hidup singa yang buas disana meskipun belum pasti, maka pasti orang yang cerdas akan menghindari kegiatan di hutan tersebut. Setiap orang yang kita temui ada kemungkinan sudah terkontaminasi virus Corona, meski belum pasti. Meski begitu orang yang cerdas akan menghindari kontak fisik dengan orang lain, dalam rangka mengamalkan hadits di atas.
2. Karena mayoritas masyarakat Indonesia masih belum mengamalkan hadits ini :
 ﺇﺫﺍ ﺳﻤﻌﺘﻢ ﺍﻟﻄﺎﻋﻮﻥ ﺑﺄﺭﺽ ﻓﻼ ﺗﺪﺧﻠﻮﻫﺎ ﻭﺇﺫﺍ ﻭﻗﻊ ﺑﺄﺭﺽ ﻭﺃﻧﺘﻢ ﻓﻴﻬﺎ ﻓﻼ ﺗﺨﺮﺟﻮﺍ ﻣﻨﻬﺎ. (ﻣﺘﻔﻖ ﻋﻠﻴﻪ .)
"Apabila kalian mendengar wabah tho'un disuatu daerah, maka janganlah kalian masuk daerah tersebut. Dan apabila wabah tho'un terjadi disuatu daerah sedangkan kalian berada didalamnya, maka janganlah keluar darinya. (Muttafaq 'alaih).

Faktanya masyarakat Indonesia umumnya  masih bepergian keluar Negeri ataupun antar kota meskipun menuju daerah yang memang sudah jelas ada penyebaran virus Corona.

Hal ini juga senada dengan berita CNN Indonesia 9 Maret 2020, bahwa warga Italia masih bepergian saat isolasi virus Corona.

Inilah yang menjadi tugas kita bersama untuk saling mengingatkan bahwa jika kita tidak mempedulikan nyawa dan kesehatan kita semua, paling tidak kewaspadaan kita ini demi mengamalkan dua hadits diatas, dan juga demi kesehatan orang orang disekitar kita yang kita cintai.
Meskipun begitu kita tentu berharap virus ini segera hilang dan Indonesia tidak sampai separah Italia. Bagaimana menurut anda? Tulis komentar Anda dan share tulisan ini agar masyarakat semakin waspada.

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama