Dalam sebuah cerita Isroiliyat, dikisahkan seorang laki-laki bani Israil menghabiskan waktunya untuk beribadah ditempat yang sangat rindang dan hijau yang banyak sekali memiliki pohon-pohon dan mata air yang segar.

 

Seorang malaikat melewati tempat tersebut dan melihat si abid. Malaikat sangat kagum terhadap ibadah si abid. Ia berseru "ya Alloh, beritahukan kepadaku seberapa besar pahala hambamu ini!"

Alloh menjawab bahwa pahala si abid sangatlah sedikit. Malaikat tersebutpun terheran-heran . Ia tidak habis pikir mengapa seorang abid yang menghabiskan siang dan malamnya hanya untuk beribadah kepada Alloh itu ternyata diberi pahala yang sedikit.


Alloh berfirman, "pergilah kamu wahai malaikat kesisinya. Bertemanlah dengannya beberapa hari agar engkau mengerti sendiri mengapa dia mempunyai pahala yang sedikit."


Singkat cerita dengan menyamar sebagai manusia malaikat tersebut mendatangi si abid.

Si Abid bertanya kepadanya, "siapakah anda? "
Malaikat menjawab, "Aku adalah seorang abid sepertimu yang datang kepadamu karena melihat ketekunanmu beribadah dan berkhalwat dengan Tuhan. Jika engkau mengijinkan, aku ingin menemanimu barang beberapa hari sambil bermunakat kepada-Nya."


Si abid tidak keberatan dengan permintaan malaikat tersebut. Malam harinya mereka berdua tenggelam dalam doa dan munajat kepada Alloh.


Keesokan paginya, si abid dan malaikat berbincang bincang. Malaikat tampaknya kagum terhadap suasana disekelilingnya. Ia kagum terhadap ciptakan Tuhan berupa alam yang sangat indah ini.


Abid berkata, "benar, disini memang tempatnya bagus. Hanya saja.... Ada satu kekurangannya."

"Apa kekurangan itu? " tanya malaikat.

Si abid menjawab, "Seandainya Tuhan punya keledai, kita dapat mengembalakannya di tempat ini."

Malaikat lalu bertanya, "memang apa hubungan antara Tuhan dengan keledai?"

Ia menjawab, "yah... agar rerumputan yang hijau ini tidak sia-sia Ia ciptakan."

Malaikat bertanya, "Memangnya Tuhanmu tidak punya keledai?"

Abid berkata "ya, Tuhanku tak punya keledai. Apabila Dia memilikinya, pasti rerumputan ini tidak sia-sia."


Demikianlah cerita Isroiliyat ini. Tidak perlu kita bahas kebenaran dari cerita ini, karena dalam pembahasan yang terkait dengan bani Israil yang sudah banyak dipalsukan dan tidak ada nash langsung dari Nabi, kita diperintahkan untuk tidak membohongkan, tidak pula meyakini kebenarannya. Waallhu a'lam.

Meski kebenarannya masih diragukan, tapi ada hikmah yang luar biasa dalam cerita ini. Bahwa ibadah yang habis habisan, masih tetap memerlukan ilmu agar ibadah tersebut semakin besar manfaatnya.


Semoga bermanfaat. 

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama